ismalinda
Selasa, 03 Juni 2014
berhijab
Hijab dalam Syariat Islam
Oleh: Rabiah Adhawiah Beik
Atas dasar ini, mungkin ungkapan yang sesuai dengan konteks kekinian adalah pernyataan bahwa hijab adalah sebuah bentuk kasih sayang. Allah swt menciptakan manusia dengan bentuk terbaik dan kaum hawa merupakan cerminan terbaik dari hal tersebut. Namun, sebagaimana kita saksikan di dunia nyata kecantikan dan keelokan setiap wanita berbeda satu sama lain. Dari sini, apakah perempuan yang dikenal sebagai makhluk yang penuh perasaan tidak akan tersentuh hatinya saat dikatakan kepadanya: Tidakkah engkau merasa kasihan pada sesama jenismu yang tidak memiliki keelokan seperti dirimu? Tidakkah engkau merasa iba terhadap mereka yang kehilangan cinta dan kasih sayang suaminya karena penampakan tubuhmu?Pendahuluan
Buah nangka yang sudah dibelah, selain akan kehilangan cita rasa, aroma dan keistimewaan yang dimiliki, juga tidak akan selamat dari serbuan lalat dan serangga lainnya. Begitu juga dengan perempuan, ketika dia selalu memamerkan kecantikan dan keindahan tubuhnya, laki-laki hidung belang dan makhluk jenis ini akan segera datang untuk menikmatinya.[1] Dan Islam sebagai agama yang sempurna datang menawarkan solusinya.Hijab adalah sebuah proteksi yang dapat menjaga seorang wanita dari pelecehan.. Hanya saja ungkapan semacam ini cakupannya sempit dan hanya akan dimengerti dan diamalkan oleh mereka yang meyakini Islam. Sedang bagi yang tidak meyakininya, terlebih mereka yang senantiasa mengusung panji feminisme dan atribut-atribut semisalnya akan sangat sulit menerima ungkapan di atas. Karena secara emosional penjagaan memberikan konotasi defensif, sebuah perlawanan yang terpaksa dilakukan. Ini jelas sulit diterima oleh kelompok-kelompok tadi yang selalu meneriakkan yel-yel kebebasan (menurut asumsi mereka).
Atas dasar ini, mungkin ungkapan yang sesuai dengan konteks kekinian adalah pernyataan bahwa hijab adalah sebuah bentuk kasih sayang. Allah swt menciptakan manusia dengan bentuk terbaik dan kaum hawa merupakan cerminan terbaik dari hal tersebut. Namun, sebagaimana kita saksikan di dunia nyata kecantikan dan keelokan setiap wanita berbeda satu sama lain. Dari sini, apakah perempuan yang dikenal sebagai makhluk yang penuh perasaan tidak akan tersentuh hatinya saat dikatakan kepadanya: Tidakkah engkau merasa kasihan pada sesama jenismu yang tidak memiliki keelokan seperti dirimu? Tidakkah engkau merasa iba terhadap mereka yang kehilangan cinta dan kasih sayang suaminya karena penampakan tubuhmu?
Agama Islam selain agama yang penuh kasih, juga merupakan agama yang paling komplit; tidak ada sebuah perbuatan kecuali memiliki hukum tersendiri. Begitu pula masalah hijab. Perlu diperhatikan, hijab (menutup aurat) sudah ada pada agama-agama sebelum Islam, jadi hijab bukan inovasi agama terakhir ini. Bahkan, lebih jauh lagi manusia pertama, Adam a.s. yang pada saat itu belum memiliki syariat telah memahami bahwa penampakan aurat adalah hal yang sangat buruk dan aurat tak seharusnya ditampakkan, sebagaimana al-Qur’an menyebutnya dengan sau’at.[2] Dalam kesempatan ini kita akan mencoba membahas pensyariatan hijab dalam Islam beserta batasan-batasannya.
Pensyariatan Hijab
Pensyariatan hijab di dalam Islam, dapat ditetapkan dengan empat dalil; dalil al-Quran, hadis, sirah (sejarah) dan akal. Masing-masing dari empat dalil tersebut cukup bagi kita untuk menetapkan pensyariatan hijab bagi kaum wanita.1. Menurut al-Quran
Ayat terpenting yang menetapkan kewajiban berhijab pada kaum wanita yang akan kita bahas adalah ayat ke-31 surat an-Nur dan ayat ke-59 surat al-Ahzab. Allah swt dalam surat an-Nur ayat ke 31 berfirman:
وَ قُلْ لِلْمُؤْمِناتِ
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصارِهِنَّ وَ يَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَ لا يُبْدينَ
زينَتَهُنَّ إِلاَّ ما ظَهَرَ مِنْها وَ لْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلى
جُيُوبِهِنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبائِهِنَّ
أَوْ آباءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنائِهِنَّ أَوْ أَبْناءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني أَخَواتِهِنَّ أَوْ
نِسائِهِنَّ أَوْ ما مَلَكَتْ أَيْمانُهُنَّ أَوِ التَّابِعينَ غَيْرِ أُولِي
الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلى
عَوْراتِ النِّساءِ وَ لا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ ما يُخْفينَ مِنْ
زينَتِهِنَّ وَ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَميعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
(Wahai Rasulullah) Dan katakanlah kepada kaum
wanita yang beriman agar mereka menahan pandangan mereka dan menjaga
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali sesuatu
yang (biasa) tampak darinya. Hendaknya mereka menutupkan kerudung mereka ke
dada mereka (sehingga dada mereka tertutupi), janganlah menampakkan perhiasan
mereka kecuali untuk suami-suami mereka, atau ayah dari suami-suami mereka atau
putra-putra mereka, atau anak laki-laki dari suami-suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara-saudara laki-laki
mereka, atau anak laki-laki dari saudara-saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita mereka atau budak-budak mereka atau laki-laki (pembantu di rumah)
yang tidak memiliki syahwat atau anak kecil yang tidak paham terhadap aurat
wanita. Dan janganlah kalian mengeraskan langkah kaki kalian sehingga diketahui
perhiasan yang tertutupi (gelang kaki). Wahai orang-orang yang beriman
bertaubatlah kalian semua kepada Allah swt supaya kalian termasuk orang-orang
yang beruntung.[3]Para ahli tafsir menyebutkan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah sebuah kisah yang dinukil dari Imam Muhammad Baqir a.s. Beliau bersabda: “Pada satu hari, di kota Madinah ada seorang wanita cantik yang sedang berjalan dengan mengikatkan kerudungnya ke telinganya (yang menjadi kebiasaan wanita pada saat itu) sehingga tampak leher dan dadanya. Seorang laki-laki dari golongan Anshar berpapasan dengannya, karena kecantikan wanita tersebut dia terpesona dan tidak peduli akan keadaan sekelilingnya, dia telah mabuk akan kemolekan wanita tersebut. Sang wanita memasuki gang sempit, sedang pandangan laki-laki tersebut terus membuntutinya sampai tak terasa dia terbentur sebuah benda keras dan tajam sejenis tulang atau kayu yang menjorok dari tembok sehingga kepala dan dadanya mengucurkan darah segar yang melumuri pakaiannya.Dalam keadaan seperti itu dia datang menghadap Rasulullah saw dan menuturkan semua yang terjadi. Pada saat itulah, malaikat Jibril a.s. datang membawa ayat ini.”[4]
Dalam ayat di atas kita mendapatkan kataابصار yang merupakan bentuk jamak dari kata بصر. Untuk memahami ayat tersebut secara mendalam, lazim bagi kita mengetahui perbedaan antara بصر dan عين. Walaupun keduanya sama-sama dipakai untuk nama dari anggota tubuh manusia yaitu mata, akan tetapi keduanya memiliki makna yang berbeda. عين hanya bermakna mata bukan penggunaannya, sedang بصر memiliki makna mata dengan penggunaannya yang dalam bahasa Indonesia kita sebut dengan pandangan. Kita perlu membahas perbedaan kedua kalimat di atas untuk mengetahui bahwa maksud dari ayat di atas adalah menutup pandangan bukan menutup mata (ان يغضضن من ابصارهن). Begitu juga dengan kata يغضضن yang bersumber dari غضي, kita harus mengetahui perbedaan dengan kata غمض; arti dari kata terakhir adalah menutup mata sedang غض adalah menundukkan pandangan.
Dari ayat di atas kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting, di antaranya:
- Hendaknya kaum wanita menutup pandangan mereka dari pandangan yang penuh syahwat kepada laki-laki non muhrim.
- Wajib bagi kaum wanita menutupi auratnya dari laki-laki non muhrim.
- Wajib bagi kaum wanita menutupi badan dan perhiasan mereka.
- Diperbolehkan bagi kaum wanita untuk menampakkan badan dan perhiasan mereka di hadapan para muhrimnya.
Setelah Allah swt memerintahkan kewajiban menutup pandangan kaum wanita dari laki-laki non muhrim dan menutup aurat mereka dari pandangan orang lain, Allah swt memerintahkan untuk menutupi perhiasan wanita. Mungkin masalah menutup perhiasan merupakan masalah yang penting sehingga disebutkan dua kali dalam satu ayat. Makna perhiasan juga sangat jelas bagi kita yaitu setiap sesuatu yang menambah keindahan wanita dan dipahami oleh masyarakat umum, seperti gelang, kalung, anting dan lainnya. Perhiasan ini ada yang dapat dipisahkan dari badan wanita dan ada yang tidak dapat dipisahkan dari badan seperti dandanan pada wajah seorang wanita atau perhiasan alami/natural seperti rambut wanita atau yang lain.
Contoh larangan Allah swt terhadap penampakan perhiasan di awal-awal Islam adalah larangan-Nya terhadap para wanita untuk memperlihatkan kakinya ketika berjalan sehingga perhiasan yang tersembunyi (gelang kaki) terdengar oleh non muhrim.[5] Di dalam surat an-Nur juga tertera larangan Allah bagi kaum wanita untuk tidak menampakkan perhiasan dengan pengecualian yaitu “kecuali yang sudah tampak الا ما ظهر منها “. Dari kalimat ini, kita dapat memahami bahwa perhiasan wanita ada dua macam, perhiasan yang tampak dan yang tidak tampak (juga jika wanita secara sengaja menampakkannya).
Para ahli tafsir berbeda pendapat satu sama lain dalam menjelaskan kalimat ini الا ما ظهر منها) (, dan memaknainya dengan makna yang beragam. Thabari dalam tafsirnya menyebut hampir dua puluh macam pendapat dari ungkapan [6]الا ما ظهر منها . Di antaranya adalah:
Akan tetapi, dari ayat di atas dan juga menurut kesepakatan para ahli fiqih Islam, dapat disimpulkan bahwa haram memakai segala sesuatu yang menurut uruf (tradisi) sebagai perhiasan di hadapan non muhrim seperti gelang, kalung, anting, kaca mata, jam tangan (yang menurut tradisi dianggap sebagai perhiasan), dandanan wajah dan tangan, kuku panjang atau kuku yang diwarnai, gelang kaki, cincin, baju dan sepatu yang dari segi warna, model, dan semacamnya dihitung sebagai perhiasan.[7]
Ayat lain yang berisi larangan menunjukkan perhiasan adalah ayat ke 33 surat al-Ahzab. Dalam surat ini Allah swt berfirman: “...Dan diamlah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian tunjukkan perhiasan kalian sebagaimana yang dilakukan di zaman jahiliyah.” Walaupun pada dasarnya ayat ini ditujukan kepada istri-istri Rasulullah saw, akan tetapi perintahnya juga mencakup semua wanita muslim. Oleh karena itu, di akhir ayat ke-31 dari surat an-Nur dapat dipahami bahwa wanita yang menunjukkan perhiasannya termasuk orang-orang yang berdosa, sehingga Allah swt memerintahkannya untuk bertaubat: “Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian kepada Allah swt sehingga kamu termasuk orang-orang yang menang.”
Interpretasi dari penggalan ayat وليضربن بخمرهن علي جيوبهن adalah bahwa al-Qur’an juga menjelaskan kepada kita tentang batasan hijab yang diinginkan oleh Islam. Karena pada zaman dahulu, wanita-wanita jahiliah memakai pakaian yang tidak menutupi leher dan dada. Oleh karenanya Allah berfirman: “Dan tutuplah leher kalian dengan kerudung kalian”. Ibnu Abbas, dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan: ”Wanita hendaknya menutupi rambut, leher dan bawah dagu mereka.”[8]
Maksud dari او نسائهن dari ayat di atas memiliki tiga kemungkinan:
- Mereka adalah wanita muslim, maka maksudnya wanita non muslim tidak termasuk muhrim dan wanita muslim wajib menutup auratnya di hadapan mereka.
- Mereka adalah wanita secara mutlak baik itu wanita muslim atau selain muslim.
- Maksud dari kata nisa’ itu adalah wanita-wanita yang berada di dalam rumah seperti para pembantu.
Ayatullah Murthadha Muthahari menolak mentah-mentah makna yang ketiga, menganggap lemah makna yang kedua dan meyakini bahwa makna yang pertama lebih kuat. Karena makna pertama ini juga dikuatkan oleh beberapa riwayat yang melarang wanita muslim untuk membuka auratnya di hadapan wanita-wanita Yahudi dan Nasrani karena dikhawatirkan mereka akan menceritakan kecantikan wanita muslim kepada suami atau saudara mereka.[9]
Sedangkan kalimat او ما ملكت ايمانهن memiliki dua kemungkinan:
· Yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah khusus budak perempuan.
· Budak secara mutlak, yang mencakup budak perempuan atau laki-laki.
Jika kita merujuk pada berbagai riwayat, tampaknya pendapat kedua (budak laki-laki dan perempuan) lebih kuat, seperti dalam suatu riwayat dari Imam Shadiq as. Seseorang menceritakan kepada Imam Shadiq a.s. bahwa orang-orang Madinah selalu mengirim budak-budak laki-laki mereka untuk menemani istri-istri mereka pergi ke satu tempat dan terkadang ketika istri-istri mereka ingin menunggangi kuda, mereka meminta bantuan budak mereka dengan memegang pundaknya. Imam Shadiq a.s. ketika mendengar hal ini menjawab: “Hal ini tidak dilarang berdasarkan ayat 55 surah al-Ahzab.”[10]
Selanjutnya, dari kalimat التابعين غير اولي الاربة terlihat jelas bahwa maksud dari kalimat tersebut adalah orang-orang gila dan orang yang terbelakang secara mental yang tidak memiliki syahwat dan tidak tertarik dengan keindahan wanita.[11]
Adapun tentang anak kecil yang tidak tahu menahu tentang aurat wanita, memiliki dua penafsiran:
Pertama: anak-anak kecil yang tidak tahu tentang perkara-perkara yang tersembunyi dari seorang wanita dan biasa kita sebut anak kecil yang belum mumayyiz.
Kedua: anak-anak kecil yang tidak mampu memanfaatkan perkara-perkara yang tersembunyi dari seorang wanita dan bisa kita sebut anak kecil yang belum baligh.
Berkenaan dengan penggalan ayat ولا يضربن wanita-wanita pada zaman dahulu biasanya memakai gelang kaki, dan supaya gelang kaki mereka diketahui orang lain mereka mengeraskan langkah mereka. Sebenarnya penggalan ayat ini ingin mengatakan bahwa Allah melarang segala sesuatu yang menarik perhatian laki-laki non muhrim, seperti memakai parfum yang wanginya dapat tercium orang lain ataupun menghias wajah dan semua yang membuat hati laki-laki tergerak dan menjadi pusat perhatian mereka.
Ayat lain yang menyinggung tentang pensyariatan hijab adalah ayat ke-59 surah Ahzab. Allah swt dalam ayat tersebut berfirman:
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْواجِكَ وَ بَناتِكَ وَ نِساءِ
الْمُؤْمِنينَ يُدْنينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذلِكَ أَدْنى أَنْ
يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَ كانَ اللَّهُ غَفُوراً رَحيماً
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu
dan kepada wanita-wanita mukmin agar mereka mendekatkan diri kepada mereka
dengan jilbab mereka supaya mereka mudah dikenal dan supaya mereka tidak
diganggu maka sesungguhnya Allah Maha mengampuni dan Maha Penyayang.Berkenaan dengan kondisi turunnya ayat ini, dalam tafsir Ali bin Ibrahim al-Qumi disebutkan:
Pada saat itu kaum wanita pergi ke masjid dan shalat di belakang Rasulullah. Saat mereka menuju masjid untuk menunaikan shalat Magrib atau Isya’ para remaja nakal yang duduk di pinggir jalan, mengejek atau mengolok-olok mereka. Lalu turunlah ayat ini [12] yang memerintahkan mereka memakai hijab sempurna supaya mereka dikenal seutuhnya dan tidak ada alasan lagi untuk mengolok-olok mereka.[13]
Dalam ayat ini ada dua poin yang harus diperhatikan:
Pertama, apakah maksud dari jilbab yang disebutkan dalam ayat? Dan apakah maksud dari kalimat “hendaknya mereka mendekatkan diri dengannya”?
Kedua, apa maksud dari faedah perintah hijab yang dalam kalimat di atas disebutkan (agar mereka dapat dikenal dan tidak diganggu)? Namun karena poin kedua ini harus dibahas secara tersendiri dalam filsafat hijab, maka kami tidak akan mengulasnya.[14]
Menjawab poin pertama merupakan hal yang terasa cukup sulit, karena terjadi silang pendapat di antara para mufassir dan ahli bahasa. Ragib Isfahani dalam kitabnya, Mufradat al-Fadzil Qur’an menyebutkan, jilbab adalah baju kurung dan kerudung.[15]
Makna jilbab menurut para mufassir adalah sebagai berikut; pertama, kerudung panjang yang menutupi kepala (rambut) dan dada. Kedua, jilbab (kerudung biasa). Ketiga, baju yang besar. Namun titik temu dari semua arti di atas adalah kain yang dapat menutupi badan. Namun, mayoritas mufassir berkeyakinan bahwa maksud dari jilbab dalam ayat tersebut adalah kain yang lebih besar dari kerudung dan lebih kecil dari chadur, sebagaimana ditegaskan oleh penulis kitab Lisanul Arab.[16]
Kemudian, kata يدنين di sini berarti memakai. Tidak di semua tempat kata ini berarti demikian, kita harus melihat konteks kalimatnya sebagaimana dalam ayat ini. Maksud dari kata يدنين adalah agar para wanita mendekatkan jilbab mereka ke badan mereka supaya dapat dikontrol, tidak terlalu besar sehingga terkadang tersingkap [17] (jika tertiup angin atau lainnya).
2. Menurut Hadis
Banyak hadis-hadis atau riwayat-riwayat yang membahas tentang hijab, oleh karenanya perlu kita pilah-pilah dan kelompokkan riwayat-riwayat tersebut dalam beberapa kategori. a. Hadis tidak diwajibkannya menutup wajah dan telapak tanganMas’adah bin Ziyad menukil dari Imam Ja'far Shadiq a.s. ketika beliau ditanya tentang perhiasan yang boleh untuk ditampakkan, Imam menjawab:”Wajah dan telapak tangan.”[18]
Mufaddhal bin Umar bertanya kepada Imam Shadiq a.s. tentang wanita yang meninggal di perjalanan dan di sana tidak ada laki-laki muhrim atau wanita yang memandikannya. Imam menjawab: “Anggota-anggota tubuh yang wajib untuk ditayamumi hendaklah dibasuh akan tetapi tidak boleh menyentuh badannya, dan juga tidak boleh menampakkan kecantikan yang Allah wajibkan untuk ditutupi. Mufaddhal bertanya kembali: “Bagaimana caranya?” Imam menjawab: “Pertama membasuh bagian dalam telapak tangan, kemudian wajah dan bagian luar tangannya.”[19] Dari sini kita dapat memahami bahwa tangan dan wajah bukan termasuk anggota badan yang wajib untuk ditutupi.
Ali bin Ja'far ditanya tentang batasan seorang laki-laki dapat melihat wanita non muhrim, Imam menjawab: “Wajah, telapak tangan dan pergelangan tangan.”[20]
Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa pada suatu hari Jabir bin Abdullah bersama Rasulullah menuju rumah putrinya Sayyidah Fathimah. Sesampainya di pintu rumah, Rasulullah mengucapkan salam dan meminta izin kepada putrinya untuk masuk sambil memberitahukan bahwa dia bersama Jabir bin Abdullah. Sayyidah Fathimah meminta beliau untuk menunggu sebentar karena pada waktu itu beliau belum menutup rambutnya. Setelah Sayyidah Fathimah menutup rambutnya, Rasulullah dan Jabir masuk ke rumah Sayyidah Fathimah. Rasulullah melihat wajah putrinya pucat dan kekuning-kuningan, kemudian bertanya mengapa hal ini terjadi. Sayyidah Fathimah menjawab bahwa wajah pucatnya dikarenakan rasa lapar yang menderanya. Mendengar hal itu Rasulullah langsung berdoa kepada Allah agar menghilangkan rasa lapar yang diderita oleh putrinya.[21]
Dari hadis di atas kita dapat mengambil dua kesimpulan: pertama, Sayyidah Fathimah tidak menutup wajahnya di hadapan laki-laki non muhrim. Kedua, tidak wajib menutup wajah di hadapan laki-laki non muhrim.
b. Hadis tentang diwajibkannya berhijab di hadapan Yahudi dan Nasrani
Imam Shadiq a.s. bersabda: “Tidak dibenarkan seorang wanita muslim menampakkan auratnya di hadapan wanita Yahudi dan Nasrani, karena mereka akan menceritakan ciri-ciri jasmaninya kepada suami-suami mereka.”[22]
c. Hadis tentang ciri-ciri dan waktu hijab
Imam Shadiq a.s. bersabda: “Bukan termasuk maslahat jika wanita memakai kerudung dan baju yang tipis.”[23]
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib bersabda: “Selamat bagi kalian yang memakai baju yang tebal, karena sebenarnya orang yang memakai baju yang tipis maka imannya pun tipis.”[24]
Imam Shadiq a.s. bersabda: “Cukuplah sebagai tolok ukur kehinaan seseorang ketika dia memakai baju yang menyebabkan kemasyhurannya.”[25]
Imam Shadiq bersabda: “Rasulullah Saw selalu melarang laki-laki untuk menyerupai wanita dan melarang wanita untuk menyerupai laki-laki dalam segi berpakaian.”[26]
d. Hadis tentang balasan bagi mereka yang tidak berhijab
Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang di neraka menggantungkan dirinya dengan rambutnya adalah wanita yang tidak menutup rambutnya di hadapan selain muhrim.”[27]
Rasulullah saw bersabda: “Dua golongan penghuni Jahanam belum pernah aku lihat. Kelompok yang disiksa dengan sebuah pecut (menyerupai ekor sapi). Kedua para wanita yang berbusana namun telanjang (mereka yang mengenakan baju tipis dan transparan)...”[28]
Dengan melihat dan memperhatikan beberapa hadis di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa Allah swt telah mewajibkan hijab bagi wanita muslimah.
3. Menurut Sirah (Sejarah) dan Akal
Untuk menetapkan kewajiban hijab bagi kaum wanita, kita juga bisa merujuk sirah kaum wanita muslimah pada zaman Rasulullah. Mereka selalu menutupi tubuh dan rambut mereka ketika berada di hadapan non muhrim,[29] seperti yang kita lihat dari hadis tentang kedatangan Rasulullah bersama Jabir ke rumah Sayyidah Fathimah as.Begitu juga dengan akal manusia, akal manusia juga dapat membuktikan kewajiban hijab bagi kaum wanita. Akal akan senantiasa memerintahkan segala perbuatan yang membawa manfaat dan akan memerintahkan untuk melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya akal akan selalu memperingatkan manusia dari hal-hal yang membahayakan manusia.
Oleh karena itu, ketika melihat bahwa hijab akan memberikan keamanan, ketenangan atau dapat memupuk rasa cinta kasih di antara sesama maka akal yang sehat dan tidak tertawan oleh hawa nafsu akan memerintahkan untuk berhijab. Wallahu a’lam.[]
sastra
Puisi Ibu terbaru 2014 - Ibu, sampai kapan-pun akan menjadi sosok
yang paling kita hormati dan banggakan, karena dari ibu-lah kehidupan
kita bermula. Ibu mengandung kita selama sembilan bulan, kemudian
mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan kita dan harus kembali
mempertaruhkan nywanya ketika membesarkan dan mengutamakan kebaikan
untuk kehidupan kita. Ia adalah satu-satunya sosok yang mungkin rela
memberikan apa saja untuk anaknya. Maka dari itu, rasanya tidak terlalu
berlebihan jika kita mencurahkan seluruh tenaga kita, bukan untuk
membalas semua jasanya yang tak terbalas, namun setidaknya sekedar
membahagiakan dan menjadikannya wanita tersempurna sebagaimana
selayaknya.
Salah satu pemberian yang mungkin akan meninggalkan kesan yang mendalam di hati ibu kita adalah dengan menghadiahinya Puisi Ibu yang kita tulis sendiri, puisi yang mencurahkan seluruh perasaan kita tentang bertapa berharga dan berartinya ia. Namun untuk anda yang tidka pandai menulis, kami menyediakan beberapa informasi yang berisi tentang pusiis ibu khusus untuk seluruh ibu di seluurh dunia, berikut ulasanyanya:
Salah satu pemberian yang mungkin akan meninggalkan kesan yang mendalam di hati ibu kita adalah dengan menghadiahinya Puisi Ibu yang kita tulis sendiri, puisi yang mencurahkan seluruh perasaan kita tentang bertapa berharga dan berartinya ia. Namun untuk anda yang tidka pandai menulis, kami menyediakan beberapa informasi yang berisi tentang pusiis ibu khusus untuk seluruh ibu di seluurh dunia, berikut ulasanyanya:
![]() |
Kumpulan Puisi Ibu |
DOA UNTUK IBU
Puisi Mutia Fitriyani
Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani
DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa
Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun
Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku
Ya Allah,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada
Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu
Puisi Mutia Fitriyani
Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani
DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa
Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun
Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku
Ya Allah,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada
Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu
kehidupan seseorang
Albert Einstein - BiographicalPertanyaan dan Jawaban tentang Albert EinsteinAlbert
Einstein lahir di Ulm , di Württemberg , Jerman , pada tanggal 14 Maret
1879. Enam minggu kemudian keluarganya pindah ke Munich , di mana ia
kemudian mulai sekolah di Luitpold Gymnasium . Kemudian
, mereka pindah ke Italia dan Albert melanjutkan pendidikannya di Aarau
, Swiss dan pada tahun 1896 ia masuk Swiss Federal Polytechnic School
di Zurich untuk dilatih sebagai guru dalam fisika dan matematika . Pada
tahun 1901 , tahun ia mendapatkan ijazah , ia memperoleh
kewarganegaraan Swiss dan , karena ia tidak dapat menemukan posting
mengajar , ia menerima posisi sebagai asisten teknis di Kantor Paten
Swiss . Pada tahun 1905 ia memperoleh gelar doktor .Selama
tinggal di Kantor Paten , dan dalam waktu luangnya , ia menghasilkan
banyak karya yang luar biasa dan pada tahun 1908 ia diangkat
Privatdozent di Berne . Pada
tahun 1909 ia menjadi Profesor Luar Biasa di Zurich , pada tahun 1911
Profesor Fisika Teoretis di Praha , kembali ke Zurich pada tahun
berikutnya untuk mengisi pos yang sama . Pada tahun 1914 ia diangkat sebagai Direktur Kaiser Wilhelm Institute Fisik dan Profesor di Universitas Berlin . Ia
menjadi warga negara Jerman pada tahun 1914 dan tetap di Berlin sampai
1933 ketika dia meninggalkan kewarganegaraannya karena alasan politik
dan beremigrasi ke Amerika untuk mengambil posisi Profesor Fisika
Teoretis di Princeton * . Ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 1940 dan pensiun dari jabatannya pada tahun 1945 .Setelah Perang Dunia II , Einstein adalah seorang tokoh terkemuka
dalam Gerakan Pemerintah Dunia , ia ditawari Presidensi Negara Israel ,
yang ia menolak , dan ia bekerja sama dengan Dr Chaim Weizmann dalam
membangun Universitas Ibrani Yerusalem .Einstein selalu muncul untuk memiliki pandangan yang jelas masalah fisika dan tekad untuk menyelesaikannya . Dia punya strategi sendiri dan mampu memvisualisasikan tahap utama dalam perjalanan ke tujuannya . Ia menganggap prestasi utamanya hanya sebagai batu loncatan untuk kemajuan berikutnya .Pada
awal karya ilmiahnya , Einstein menyadari kekurangan dari mekanika
Newton dan teori khusus relativitas berasal dari upaya untuk mendamaikan
hukum mekanika dengan hukum medan elektromagnetik . Dia
berurusan dengan masalah klasik mekanika statistik dan masalah di mana
mereka bergabung dengan teori kuantum : ini menyebabkan penjelasan
tentang gerakan Brown dari molekul . Dia menyelidiki sifat termal cahaya dengan kepadatan rendah radiasi dan pengamatannya meletakkan dasar dari teori foton cahaya .Pada
hari-hari awal di Berlin , Einstein menduga bahwa interpretasi yang
benar dari teori relativitas khusus juga harus memberikan sebuah teori
gravitasi dan pada tahun 1916 ia menerbitkan makalahnya tentang teori
relativitas umum . Selama waktu ini ia juga berkontribusi pada masalah-masalah teori radiasi dan mekanika statistik .Pada
tahun 1920-an , Einstein memulai pembangunan teori medan terpadu ,
meskipun ia terus bekerja pada interpretasi probabilistik dari teori
kuantum , dan dia bertahan dengan pekerjaan ini di Amerika . Dia berkontribusi mekanika statistik dengan pengembangan tentang teori
kuantum gas monoatomik dan dia juga telah dicapai kerja yang berharga
sehubungan dengan probabilitas transisi atom dan kosmologi relativistik .Setelah pensiun, ia terus bekerja menuju penyatuan konsep dasar fisika
, mengambil pendekatan yang berlawanan , geometrisation , untuk
sebagian besar fisikawan .Penelitian
Einstein , tentu saja , mencatat dengan baik dan karya-karyanya lebih
penting termasuk Teori Relativitas Khusus ( 1905) , Relativitas (
terjemahan bahasa Inggris , 1920 dan 1950 ) , Teori Relativitas Umum (
1916 ) , Investigasi pada Teori Gerakan Brown ( 1926) , dan Evolusi Fisika ( 1938) . Di antara karya-karya non - ilmiah , Tentang Zionisme ( 1930) , Mengapa Perang ? ( 1933) , My Philosophy (1934) , dan Out of My Kemudian Tahun ( 1950) mungkin adalah yang paling penting.Albert
Einstein menerima gelar doktor kehormatan di bidang ilmu pengetahuan ,
kedokteran dan filsafat dari berbagai universitas di Eropa dan Amerika .
Selama
tahun 1920-an dia mengajar di Eropa , Amerika dan Timur Jauh , dan ia
dianugerahi Beasiswa atau Keanggotaan semua akademi ilmiah terkemuka di
seluruh dunia . Ia mendapat berbagai penghargaan sebagai pengakuan atas karyanya ,
termasuk Copley Medal dari Royal Society of London pada tahun 1925 , dan
Franklin Medal dari Franklin Institute pada tahun 1935 .Hadiah
Einstein pasti mengakibatkan tinggalnya banyak dalam kesendirian
intelektual dan , untuk relaksasi , musik memainkan bagian penting dalam
hidupnya . Ia menikah Mileva Maric pada tahun 1903 dan mereka memiliki seorang putri dan dua putra ; pernikahan mereka dibubarkan pada tahun 1919 dan di tahun yang sama ia
menikahi sepupunya , Elsa Lowenthal , yang meninggal pada tahun 1936 .
Ia meninggal pada tanggal 18 April 1955 pada Princeton , New Jersey .Dari Nobel Lectures , Fisika 1901-1921 , Elsevier Publishing Company , Amsterdam , 1967Ini otobiografi / biografi ini ditulis pada saat penghargaan dan pertama kali diterbitkan dalam seri buku Les Prix Nobel . Ia kemudian diedit dan diterbitkan ulang di Nobel Lectures . Untuk mengutip dokumen ini , selalu negara sumber seperti yang ditunjukkan di atas .
Rabu, 28 Mei 2014
motivasi hidup
“Jika kamu bersikap dengan sepenuh hati, dan beraktifitas dengan
prinsip yang positif. maka kamu bisa melakukan hal-hal yang luar biasa”
“Bermimpilah tentang sesuatu dan jadikan mimpi tersebut menjadi
kenyataan, karena dunia ini tidak akan ada jika tidak ada yang
bermimpi”
“Keinginan yang kuat untuk meraih kesuksesan, ditentukan oleh
besarnya mimpi dan kekuatan untuk mengatasi kekecewaan yang pernah
dialami”
“Jika kamu ingin menikmati hidup ini dengan kesuksesan maka kamu
harus bebas dari kekhawatiran, kebimbangan dan perasaan takut jika
mengalami kegagalan”
“Jangan pernah membicarakan tentang kekalahan. Lebih baik gunakan
kata-kata seperti harapan, keyakinan, kepercayaan dan kemenangan”
“Jangan berusaha atau mengerjakan sesuatu dengan setengah hati,
karena hasil yang akan kamu dapatkan pun akan menjadi setengahnya”
“Kebahagiaan adalah kunci dari kesuksesan, karena jika kamu bahagia dengan apa yang kamu kerjakan, maka kamu akan sukses”
“Dalam kehidupan, akan ada hal yang datang dengan sendirinya. Namun
akan ada hal juga yang perlu perjuangan untuk mendapatkannya”
“Guncangan hidup tidak akan bisa menggoyahkan orang dengan semangat yang membara oleh api antusiasme”
“Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pintar, tapi
orang yang meraih kesuksesan adalah orang yang gigih dan pantang
menyerah”
“Gagal dalam kemuliaan itu akan lebih baik, daripada menang di dalam rasa kehinaan dan juga kecurangan”
“Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara, bisa jadi akan kamu
rasakan dalam semenit atau bahkan setahun. Namun, jika kamu menyerah
maka rasa sakit itu bisa kamu rasakan selamanya”
“Calon manusia sukses tidak akan pernah mengeluh, tapi akan sibuk memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah dibuatnya”
“Kesalahan yang pernah kamu alami akan membuat kamu lebih dewasa, berbuatlah lebih baik dari kesalahan yang telah kamu buat”
“Salah satu kepuasan yang paling besar dalam kehidupan adalah mengatasi masalah dengan cara efisien dan lebih baik”
“Tuhan telah merancang kesuksesan setiap manusia, jangan ragu untuk
mendekati-Nya agar mendapatkan limpahan keskusesan yang besar darinya”
“kesempatan kamu untuk sukses di setiap kondisi akan dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan kamu pada diri sendiri”
“Jalan kesuksesan tiap orang berbeda-beda dan tidak perlu silau jika meihat kesuksesan orang lain”
“Kegagalan memang batu sandungan yang cukup menyakitkan, tapi bukan juga hal yang dapat menghapus keberhasilan”
“Sikap adalah perbuatan yang simpel namun akan bisa membuat perbedaan yang besar”
“Larut dalam kesedihan tidak akan bisa membuatmu bangkit, hapus air matamu dan segera bergerak maju”
“Seberat apapun harimu, jangan pernah biarkan seseorang membuatmu
merasa bahwa kamu tidak apntas mendapat apa yang kamu inginkan”
“Kemarahan adalah sebuah kondisi dimana lidah bekerja lebih cepat
dibandingkan dengan pikiran, dan kata-kata yang sudah terucap hanya akan
menjadi sebuah penyesalan”
“Mampu tertawa disaat diri sedang terluka merupakan salah satu bukti seberapa kuat kamu bisa menjalani hidup ini”
“Janganlah kamu mencari kekurangan orang lain, disaat mereka bersedia untuk menerima kekuranganmu”
“Melihat ke atas sebagai motivasi bukan untuk jadi rendah diri, dan
melihat ke bawah agar lebih bersyukur bukan untuk menjadi sombong”
“Orang-orang yang berhasil tidak hanya keras hati, mereka juga seorang pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya”
“Terlalu memfokuskan diri pada apa yang kamu inginkan, akan membuat kamu sulit untuk bisa bersyukur”
“Terkadang rasa kecewa yang mendalam itu disebabkan oleh harapan kita yang terlalu tinggi terhadap sesuatu”
“Setiap ada awal pasti ada akhir dan setiap masalah pasti ada solusi. Jangan pernah menyerah, percaya diri dan bahagia menanti”
Langganan:
Postingan (Atom)